Hai guyss !!!
Dalam postingan saya kali ini, saya akan membahas mengenai cara mengukur curah hujan dengan sederhana.
Cara ini tentu saja bermanfaat. Mengingat betapa pentingya data curah hujan dalam dunia pertanian, pembuatan irigasi dan lain - lain.
Saya pernah mencoba meminta data curah hujan dari stasiun BMKG terdekat dan ternyata perdata nya dihargai senilai (blabla) rupiah.
Nah, jadi saya harap dengan postingan laporan saya ini dapat membantu teman - teman sekalian untuk membuat data curah hujan sendiri. tanpa harus menghabiskan sejumlah rupiah.
Dalam postingan saya kali ini, saya akan membahas mengenai cara mengukur curah hujan dengan sederhana.
Cara ini tentu saja bermanfaat. Mengingat betapa pentingya data curah hujan dalam dunia pertanian, pembuatan irigasi dan lain - lain.
Saya pernah mencoba meminta data curah hujan dari stasiun BMKG terdekat dan ternyata perdata nya dihargai senilai (blabla) rupiah.
Nah, jadi saya harap dengan postingan laporan saya ini dapat membantu teman - teman sekalian untuk membuat data curah hujan sendiri. tanpa harus menghabiskan sejumlah rupiah.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Hujan
memainkan peranan penting dalam siklus hidrologi. Lembaban dari laut menguap,
berubahmenjadi awan, terkumpul menjadi awan mendung, lalu turun kembali ke
bumi, dan akhirnya kembali ke lautmelalui sungai dan anak sungai untuk
mengulangi daur ulang itu semula. Intensitas curah hujan adalah jumlahcurah
hujan yang dinyatakan dalam tinggi hujan atau volume hujan tiap satuan waktu,
yang terjadi pada satukurun waktu air hujan terkonsentrasi. Besarnya intensitas
curah hujan berbeda-beda tergantung dari lamanyacurah hujan dan frekuensi
kejadiannya.Intensitas curah hujan yang tinggi pada umumnya berlangsung dengan
durasi pendek dan meliputidaerah yang tidak luas. Hujan yang meliputi daerah
luas, jarang sekali dengan intensitas tinggi, tetapi dapat berlangsung
dengan durasi cukup panjang. Kombinasi
dari intensitas hujan yang tinggi dengan
durasi panjang jarang terjadi, tetapi apabila terjadi berarti
sejumlah besar volume air bagaikan ditumpahkan dari langit.
Saya telah melakukan mini riset untuk meneliti dan
mempraktikkan bagaimana cara mengukur tinggi curah hujan secara manual di Jl.
Turi Ujung Gg. Pribadi No.2 Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
itu curah hujan ?
2. Bagaimana
cara mengukur curah hujan ?
3. Apa
manfaat mengetahui curah hujan ?
C.
Tujuan
1. Memahami
curah hujan
2. Memahami
cara mengukur curah hujan
3. Memahami manfaat mengetahui curah hujan
D.
Manfaat
1. Mengetahui
curah hujan
2. Mengetahui
cara mengukur curah hujan
3. Mengetahui manfaat mengetahui curah hujan
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.
Pengertian Hujan
Hujan adalah
sebuah presipitasi berwujud
cairan, berbeda dengan presipitasi non-cair seperti salju, batu
es dan slit.
Hujan memerlukan keberadaan lapisan atmosfer tebal agar dapat menemui suhu di
atas titik leleh es di dekat dan di atas permukaan Bumi. Di Bumi, hujan adalah
proses kondensasi uap
air di atmosfer menjadi butir air yang
cukup berat untuk jatuh dan biasanya tiba di daratan. Dua proses yang mungkin
terjadi bersamaan dapat mendorong udara semakin jenuh menjelang hujan, yaitu
pendinginan udara atau penambahan uap air ke udara. Virga adalah
presipitasi yang jatuh ke Bumi namun menguap sebelum mencapai daratan; inilah
satu cara penjenuhan udara. Presipitasi terbentuk melalui tabrakan antara butir
air atau kristal es dengan awan.
Butir hujan memiliki ukuran yang beragam mulai dari pepat, mirip panekuk (butir
besar), hingga bola kecil (butir kecil).
Kelembapan yang bergerak di
sepanjang zona perbedaan suhu dan kelembapan tiga dimensi yang disebut front cuaca adalah
metode utama dalam pembuatan hujan. Jika pada saat itu ada kelembapan dan
gerakan ke atas yang cukup, hujan akan jatuh dari awan konvektif (awan dengan
gerakan kuat ke atas) seperti kumulonimbus (badai
petir) yang dapat terkumpul menjadi ikatan hujan sempit.
Di kawasan pegunungan, hujan deras bisa terjadi jika aliran atas
lembah meningkat di sisi atas anginpermukaan pada
ketinggian yang memaksa udara lembap mengembun dan jatuh sebagai hujan di
sepanjang sisi pegunungan. Di sisi bawah angin pegunungan, iklim gurun dapat
terjadi karena udara kering yang diakibatkan aliran bawah lembah yang
mengakibatkan pemanasan dan pengeringan massa
udara. Pergerakan truf monsun,
atau zona
konvergensi intertropis, membawa musim hujan ke iklim sabana.
Hujan adalah sumber utama air tawar di sebagian besar daerah di dunia,
menyediakan kondisi cocok untuk keragaman ekosistem,
juga air untuk pembangkit
listrik hidroelektrik dan irigasi ladang.
Curah hujan dihitung menggunakan pengukur hujan.
Jumlah curah hujan dihitung secara aktif oleh radar
cuaca dan secara pasif oleh satelit cuaca.
Dampak pulau panas perkotaan mendorong
peningkatan curah hujan dalam jumlah dan intensitasnya di bawah angin
perkotaan. Pemanasan
global juga mengakibatkan perubahan
pola hujan di seluruh dunia, termasuk suasana hujan di timur Amerika Utara dan
suasana kering di wilayah tropis. Hujan adalah komponen utama dalam siklus
air dan penyedia utama air
tawar di planet ini.
Curah hujan rata-rata tahunan global adalah 990 milimeter (39 in). Sistem pengelompokan iklim seperti
sistem pengelompokan iklim Köppen
menggunakan curah hujan rata-rata tahunan untuk membantu membedakan
kawasan-kawasan iklim. Antartika adalah benua terkering di Bumi. Di daerah
lain, hujan juga pernah turun dengan kandungan metana, besi, neon,
dan asam
sulfur.
B.Pengertian Curah Hujan
Pengertian curah hujan merupakan ketinggian air hujan yang terkumpul dalam tempat yang datar, tidakmenguap, tidak meresap, dan tidak mengalir. Curah hujan 1 (satu) milimeter artinya dalam luasan satu meter persegi pada tempat yang datar tertampung air setinggi satu milimeter atau tertampung air sebanyak satu liter.Intensitas hujan adalah banyaknya curah hujan persatuan jangka waktu tertentu. Apabila dikatakan intensitasnya besar berarti hujan lebat dan kondisi ini sangat berbahaya karena berdampak dapat menimbulkan banjir, longsordan efek negative terhadap tanaman.
Hujan memainkan peranan penting dalam siklus hidrologi. Lembaban dari laut menguap, berubahmenjadi awan, terkumpul menjadi awan mendung, lalu turun kembali ke bumi, dan akhirnya kembali ke lautmelalui sungai dan anak sungai untuk mengulangi daur ulang itu semula. Intensitas curah hujan adalah jumlahcurah hujan yang dinyatakan dalam tinggi hujan atau volume hujan tiap satuan waktu, yang terjadi pada satukurun waktu air hujan terkonsentrasi. Besarnya intensitas curah hujan berbeda-beda tergantung dari lamanyacurah hujan dan frekuensi kejadiannya.Intensitas curah hujan yang tinggi pada umumnya berlangsung dengan durasi pendek dan meliputidaerah yang tidak luas. Hujan yang meliputi daerah luas, jarang sekali dengan intensitas tinggi, tetapi dapat berlangsung dengan durasi cukup panjang. Kombinasi dari intensitas hujan yang tinggi dengan durasi panjang jarang terjadi, tetapi apabila terjadi berarti sejumlah besar volume air bagaikan ditumpahkan dari langit. Adapun jenis-jenis hujan berdasarkan besarnya curah hujan (definisi BMKG), diantaranya yaitu hujan kecil antara 0 – 21mm per hari, hujan sedang antara 21 – 50 mm per hari dan hujan besar atau lebat di atas 50 mm per hari.
Pengertian curah hujan merupakan ketinggian air hujan yang terkumpul dalam tempat yang datar, tidakmenguap, tidak meresap, dan tidak mengalir. Curah hujan 1 (satu) milimeter artinya dalam luasan satu meter persegi pada tempat yang datar tertampung air setinggi satu milimeter atau tertampung air sebanyak satu liter.Intensitas hujan adalah banyaknya curah hujan persatuan jangka waktu tertentu. Apabila dikatakan intensitasnya besar berarti hujan lebat dan kondisi ini sangat berbahaya karena berdampak dapat menimbulkan banjir, longsordan efek negative terhadap tanaman.
Hujan memainkan peranan penting dalam siklus hidrologi. Lembaban dari laut menguap, berubahmenjadi awan, terkumpul menjadi awan mendung, lalu turun kembali ke bumi, dan akhirnya kembali ke lautmelalui sungai dan anak sungai untuk mengulangi daur ulang itu semula. Intensitas curah hujan adalah jumlahcurah hujan yang dinyatakan dalam tinggi hujan atau volume hujan tiap satuan waktu, yang terjadi pada satukurun waktu air hujan terkonsentrasi. Besarnya intensitas curah hujan berbeda-beda tergantung dari lamanyacurah hujan dan frekuensi kejadiannya.Intensitas curah hujan yang tinggi pada umumnya berlangsung dengan durasi pendek dan meliputidaerah yang tidak luas. Hujan yang meliputi daerah luas, jarang sekali dengan intensitas tinggi, tetapi dapat berlangsung dengan durasi cukup panjang. Kombinasi dari intensitas hujan yang tinggi dengan durasi panjang jarang terjadi, tetapi apabila terjadi berarti sejumlah besar volume air bagaikan ditumpahkan dari langit. Adapun jenis-jenis hujan berdasarkan besarnya curah hujan (definisi BMKG), diantaranya yaitu hujan kecil antara 0 – 21mm per hari, hujan sedang antara 21 – 50 mm per hari dan hujan besar atau lebat di atas 50 mm per hari.
Banyak sedikitnya curah hujan bergantung pada beberapa faktor
sebagai berikut :
1. Kelembapan Udara
2. Topografi
3. Arah dan kecepatan angin
4. Temperatur udara
5. Arah lereng medan
C. Jenis – Jenis Alat
Ukur Curah Hujan
Alat untuk mengukur jumlah curah hujan yang
turun ke permukaan tanah (per satuan luas) disebut dengan penakar hujan. Jadi,
curah hujan yang diukur sebenarnya adalah tebalnya atau tingginya permukaan air
hujan yang menutupi suatu daerah luasan di permukaan bumi . Sebagai contoh: Di
satu lokasi pengamatan curah hujannya 10 mm, itu berarti lokasi tergenang oleh
air hujan setinggi atau tebalnya sekitar 10 mm (millimeter).
Berdasarkan mekanismenya, alat pengukur curah hujan
dibagi menjadi dua golongan yaitu penakar hujan tipe manual dan penakar hujan
tipe otomatis (perekam).
1. Penakar
Hujan Tipe Manual
Alat
penakar hujan manual pada dasarnya hanya berupa container atau ember yang
telah diketahui diameternya. Pengukuran hujan dengan menggunakan alat ukur
manual dilakukan dengan cara air hujan yang tertampung dalam tempat penampungan
air hujan tersebut diukur volumenya setiap interval waktu tertentu atau setiap
satu kejadian hujan. Dengan cara tersebut hanya diperoleh data curah hujan
selama periode tertentu. Alat penakar hujan manual ada dua jenis, yaitu:
ombrometer
biasa
2. Penakar
Hujan Ombrometer Biasa
Penakar
hujan ini tidak dapat mencatat sendiri (non recording),bentuknya sederhana
terbuat dari seng plat tingginya sekitar 60cm di cat alumunium, ada juga yang
terbuat dari pipa paralon tingginya 100 cm.
Prinsip
kerja Ombrometer menggunakan prinsip pembagian antara volume air hujan yang
ditampung dibagi luas mulut penakar. Ombrometer biasa diletakan pada ketinggian
120-150 cm. Kemudian luas mulut penakar dihitung, volume air hujan yang
tertampung juga dihitung. Cara pengamatan:
·
Pengamatan dilakukan
setiap hari pada pukul 07.00 waktu setempat atau pada jam-jam tertentu
·
Letakan gelas penakar
di bawak kran dan kran dibuka agar airnya tertampung ke dalam gelas ukur
·
Jika curah hujan
melebihi 25mm sebelum mencapai skala 25mm kran dapat ditutup dahulu dan
dilakukan pencatatan. Lalu dilanjutkan sampai air dalam baik habis dan dicatat
·
Pembacaan curah hujan
pada gelas penakar dilakukan tepat pada dasar menikusnya
·
Bila dasar menikus
tidak tepat pada garis skala, diambil garis skala yang terdekat dengan
menikusnya
·
Bila dasar menikus
tepat pada pertengahan antara dua garis skala, diambil atau dibaca ke angka
ganjil, misal 17,5mm menjadi 17mm, 24,5 mm menjadi 25 mm.
omb.
observatorium
3.
Penakar Hujan
Ombrometer Observatorium
Penakar hujan tipe observatorium adalah penakar
hujan manual yang menggunakan gelas ukur untuk mengukur air hujan. Penakar
hujan ini merupakan penakar hujan yang banyak digunakan di Indonesia
dan merupakan standar di Indonesia. Penakar ombrometer observatorium memiliki
kelebihan, yaitu mudah dipasang, mudah dioprasikan, dan pemeliharaanya juga
relatif mudah.
Kekurangannya adalah data yang didapat hanya untuk
jumlah curah hujan selama periode 24 jam, beresiko kekurasakan gelas ukur, dan
resiko kesalahan pembacaan dapat terjadi saat membaca permukaan dari tinggi air
di gelas ukur sehingga hasilnya dapat berbeda. Prinsip kerja alat ini adalah:
·
Saat terjadi hujan ,
air masuk ke dalam corong penakar.
·
Air yang masuk ke dalam
penakar dialirkan dan terkumpul di dalam tabung penampung.
·
Pada jam-jam pengamatan
air hujan yang tertampung diukur dengan menggunakan gelas ukur.
·
Apabila jumlah curah
hujan yang tertampung melebihi kapasitas gelas ukur, maka pengukuran dilakukan
beberapa kali hingga air hujan yang tertampung dapat terukur semua.
4. Penakar
Hujan Tipe Otomatis
Alat
ukur hujan otomatis adalah alat penakar hujan yang mekanisme pencatatan
hujannya bersifat otomatis (perekam). Dengan menggunakan alat ini dapat
mengukur curah hujan tinggi maupun rendah
selang periode waktu tertentu juga dapat dicatat lamanya waktu hujan.
Dengan demikian besarnya intensitas curah hujan dapat ditentukan.
Pada dasarnya alat hujan otomatis ini sama dengan
alat pengukur manual yang terdiri dari tiga komponen yaitu corong, bejana
pengumpul dan alat ukur. Perbedaanya terletak pada komponen bejana dan alat
ukurnya dibuat secara khusus. Alat Penakar hujan otomatis diantaranya:
hellman
5. Penakar
Hujan Tipe Hellman
Padaumumnya
penakar hujan tipe Hellman yang dipakai oelh BMKG yaitu Rain
Fues yang diimpor dari Jerman, walaupun ada penakar tipe ini yang buatan
dalam negeri.
Cara
kerja penakar hujan tipe ini yaitu:
·
Jika hujan turun, air
hujan masuk memalui corong, kemudian terkumpul dalam tabung tempat pelampung
·
Air hujan ini
menyebabkan pelampung serta tangkainya terangkat atau naik ke atas
·
Pada tangkai pelampung
terdapat tongkat pena yang gerakannya selalu mengikuti tangkai pelampung
·
Gerakan pena dicatat
pada pias
·
Jika air di tabung
hampir penuh, pena akan mencapai tempat teratas pada pias
·
Setelah air mencapai
lengkungan selang gelas, maka berdasarkan sistem siphon otomatis air dalam
tabung akan keluar sampai ketinggian ujung selang dan tabung.
·
Bersamaan dengan
keluarnya air tangki pelampung dan pena turun dan menggoreskan garis vertikal
·
Jika hujan masih turun,
maka pelampung akan naik kembali
·
Curah hujan dihitung
dengan menghitung garis-garis vertikal
bendix
6. Penakar
Hujan Tipe Bendix
Penakar
hujan otomatis yang lainnya yaitu tipe bendix yang sekilas terlihat seperti
tiang bendera namun ini merupakan salah satu penakar hujan otomatis yang cara
kerjanya cukup simple.
Cara
kerja penakar hujan tipe bendix ini adalah:
·
Penakar hujan tipe
bekerja dengan cara menimbang air hujan
·
Air hujan ditampung
dalam timbangan yang sudah disediakan.
·
Melalui cara mekanis
hasil dari timbangan ini ditransfer melalui jarum petunjuk berpena.
·
Maka akan diketahui
curah hujan melalui penimbangan air yang ditransferkan dari jarum petunjuk ke
dalam kertas pias
tilting
siphon
7.
Penakar Hujan Tipe
Tilting Siphon
Ada
pula penakar hujan otomatis tipe tilting siphon. Alar ini mengukur curah hujan
dari intensitas hujan secara kontinyu. Cara kerja dari penakar hujan tipe ini
adalah:
Prinsip
kerja alat tipe siphon ini yaitu
·
air hujan ditampung di
dalam tabung penampung
·
Bila penampung penuh
maka tabung menjadi miring
·
Siphon mulai bekerja
mengeluarkan air dalam tabung ketika penampun dalam keadaan penuh
·
Setiap pergerakan air
dalam tabung tercatat pada pias sama seperti alat penakar hujan otomatis
lainnya
·
Maka dapat diketahui
curah hujan yang terkumpul dari pergerakan airnya
·
Biasanya waktu
pengukurannya dilakukan selama 24 jam dan akan di cek setiap harinya dalam
waktu yang tidak sama
tipping
bucket
8. Penakar
Hujan Tipping Bucket
Pengukuran
yang dilakukan dengan tipping bucket cocok untuk akumulasi hujan yang
berjumlah di atas 200 mm/jam atau lebih. Prinsip kerjanya sederhana, yaitu:
·
Air hujan akan masuk
melalui corong penakar, dan kemudian mengalir untuk mengisi bucket.
·
Setiap jumlah air hujan
yang masuk sebanyak 0.5 mm atau sejumlah 20 ml maka bucket akan
berjungkit dimana bucket yang satunya akan dan siap untuk menerima
air hujan yang masuk berikutnya.
·
Pada
saat bucket berjungkit inilah pena akan menggores pias 0.5 skala (0.5
mm).
·
Pena akan menggores
pias dengan gerakan naik dan turun.
·
Dari goresan pena pada
skala pias dapat diketahui jumlah curah hujannya.
floating
bucket
9. Penakar
Hujan Tipe Floating Bucket
Penakar
hujan otomatis lainnya adalah penakar hujan tipe floating bucket. Penakar hujan
tipe ini digunakan untuk memfasilitasi perekaman hujan jarak jauh.
Prinsip
mekanisme kerja alat penakar hujan otomatis floating bucket adalah:
·
Corong menerima air
hujan, yang dikumpulkan dalam wadah persegi panjang.
·
Dengan memanfaatkan
gerakan naik pelampung yang ada dalam bejana akibat tertampungnya hujan.
·
Pelampung ini
berhubungan dengan sistem pena perekam di atas kertas berskala yang
menghasilkan rekaman data hujan.
·
Alat ini dilengkapi
dengan sistem pengurasan otomatis
·
Pada saat air hujan
yang tertampung mencapai kapasitas penerimaanya akan dikeluarkan dari bejana
dan pena akan kembali pada posisi dasar kertas rekaman data hujan.
weighing
bucket
10. Penakar
Hujan Tipe Weighing Bucket
Jenis
alat penakar hujan ini terdiri dari corong penangkap air hujan yang ditempatkan
dia atas ember penampung air yang terletak di atas timbangan yang dilengkapi
dengan alat pencatat otomatis.
Cara
kerja alat ini adalah:
·
Alat pencatat otomatis
pada timbangan dihubungkan ke permukaan kertas grafik yang tergulung pada
sebuah kaleng silinder.
·
Dengan demikian setiap
terjadi hujan, air hujan tertampung oleh corong akan dialirkan ke dalam ember
yang terletak di atas timbangan.
·
Setiap ada penambahan
air hujan ke dalam ember dapat tercatat pada kertas grafik.
·
Setiap periode waktu
tertentu gulungan kertas dilepaskan untuk dianalisis.
optical
Penakar
Hujan Tipe Optical
Penakar
hujan tipe optical memiliki sensor untuk menangkap curah hujan sehigga disebut
juga sebagai optical sensor. Penakar hujan ini bekerja dengan sensor lokal
karena baru terekam ketika hujan mengenai sensor yang terpasang. Cara kerja
dari penakar hujan tipe optical adalah:
·
Penakar hujan tipe ini
memiliki beberapa saluran.
·
Di setiap saluran
terdapat diode laser dan photoresistor detector untuk
mendeteksi
·
gambar yang terekam oleh sensor.
·
Saat air telah
terkumpul untuk membuat single drop lalu jatuh ke batang laser.
·
Sensor diatur
di angle yang tepat sehingga laser bisa langsung mendeteksi seperti
lampu flash.
·
Flash dari photodeterctor ini
bisa dibaca dan dikirim ke recorder.
D. Manfaat Data Curah Hujan
Data curah hujan tidak lebih dari sebuah catatan tentang
jumlah curah hujan harian pada lokasi atau luasan wilayah tertentu, kebanyakan
data itu diperoleh secara manual dengan mengukur jumlah air hujan yang
tertampung pada alat penakar curah hujan pada hari tersebut. Data tersebut
kemudian dikumpulkan setiap hari dan dilaporkan secara berkala kepada institusi
yang mengurusi iklim dan cuaca yaitu Badan Meteorologi, Klimatologi dan
Geofisika (BMKG) untuk kemudian di analisis dan dijadikan referensi untuk
informasi iklim dan cuaca.
Tidak banyak orang yang mencari atau
membutuhkannya, hanya kalangan tertentu saja yang sesekali membutuhkan data
ini, biasanya kalangan mahasiswa yang sedang melakukan penelitian, pengelola
proyek-proyek pembangunan infrastruktur, lembaga penelitian dan pengembangan
dan beberapa kelompok peduli lingkungan. Sementara para petani yang dalam menjalankan
usaha tani mereka sebenarnya sangat membutuhkan data ini, sepertinya masih
belum memanfaatkan data ini sebagai bagian dari proses usaha tani mereka,
demikian juga institusi penanggulangan bencana yang sebenarnya sangat terkait
dengan kondisi iklim dan cuaca juga belum sepenuhnya memanfaatkan data ini,
hanya dalam kondisi tertentu saja mereka baru mecari reference data ini.
Curah
hujan merupakan salah satu komponen utama dalam penentuan iklim dan cuaca,
kondisi iklim di negara kita yang hanya mengenal dua musim ini, sangat
dipengaruhi oleh tinggi rendahnya curah hujan. Kondisi iklim dan cuaca
juga erat kaitannya dengan usaha pertanian secara umum, beberapa komoditi
pertanian seperti padi, hortikultura khususnya jenis sayur-sayuran, dalam proses
usaha taninya sangat dipengaruhi oleh kondisi iklim dan cuaca, khususnya
kondisi curah hujan. Pada daerah persawahan yang belum memiliki jaringan
irigasi, penanaman padi sangat bergantung dengan curah hujan di wilayah
tersebut, karena kebutuhan air pada lahan persawahan tersebut hanya
mengandalkan air hujan (tadah hujan), begitu juga pada usaha tani
sayur-sayuran, kebanyakan dari jenis komoditi ini sangat rentan terhadap curah
hujan yang tinggi, misalnya saja tanaman tomat (solanum lycopersicum),
akan lebih mudah terserang bakteri pseudomonas yang menyebabkan pembusukan
batang pada saat curah hujan tinggi, demikian juga pada tanaman sayuran lainnya
seperti kentang (solanum tuberosum), cabe (capsicum annum, capsicum
frustecent), terong (solanum melongena),
bawang merah (allium cepa), kol/kubis (brassica oleracea)
dan lain lainnya juga sangat rentan terhadap curah hujan tinggi, baik pada saat
penanaman, pemeliharaan, produksi maupun pada saat panen dan pasca panen. Curah
hujan yang tinggi akan mempengaruhi peningkatan kelembaban udara, dan
kelembaban udara akan mempengaruhi perkembangan bakteri dan mikroba yang dapat
mempercepat proses pembusukan pada beberapa komodirti sayur-sayuran. Jika
jadwal penanaman komoditi-komoditi itu tidak memperhatikan kondisi dan sifat
curah hujan, bisa berakibat kegagalan yang pada akhirnya akan merugikan para
petani.
Demikian
juga dengan mitigasi bencana khususnya banjir dan longsor, juga erat kaitannya
dengan kondisi dan curah hujan dan dampak curah hujan bukan hanya pada wilayah
penacatan saja tapi bisa saja berdampak pada daerah lain, misalnya curah hujan
yang tinggi di daerah pegunungan, dapat berdampak banjir dan longsor pada
dataran rendah dibawahnya. Pembangunan infra struktur, sedikit banyak juga
dipengaruhi oleh kondisi curah hujan, peangunan infra struktur seperti jalan
dan jembatan yang dikerjakan pada saat curah hujan tinggi kemungkinan tidak
akan terlaksana dengan optimal, dan mungkin saja bisa berakibat molornya waktu
penyelesaian pekerjaan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat
Penelitian : Jl. Turi Ujung
Gg. Pribadi No. 2
Kelurahan Binjai, Kecamatan MEDAN DENAI
B. Waktu
Penelitian : Kamis, 16
Nopember – Kamis, 23 Nopember 2017
C. Metode
Penelitian : Observasi dan
Analisis Perhitungan
( Observasi 06.00 – 06.00/ 24 jam )
D. Instrumen
Penelitian :
Ø Lembar
Pengamatan (Observasi)
Ø Dokumentasi
E. Teknik
Analisis Data : Rumus
F. Prosedur
Kerja
1. Alat
pengukur curah hujan manual ini sangat sederhana yaitu menggunakan wadah yang
memiliki ukuran volume pada wadahnya
2. Meletakkan
wadah tersebut diluar ruangan yang akan menampung air hujan
3. Meletakkan
wadah tersebut dengan sudut 15°
terhadap dinding, pagar, atau pohon yang berada disekitarnya jadi benar benar
harus di ruangan terbuka
4. Jangan
menggunakan wadah yang terlalu rendah untuk menghindari percikan air kedalam
5. Jangan
lupa untuk mengukur diameter wadah tersebut
6. Meletakkan
wadah tersebut mulai dari pukul 06.00 pagi hingga pukul 06.00 pagi keeseokan
harinya
7. Mengecek
volume air untuk mengukur tingginya menggunakan rumus yang telah ditetapkan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Hari / Tanggal
|
Volume Air Hujan (mL)
|
Tinggi Curah Hujan (mm)
|
Kamis, 16-11-2017
|
0
|
0
|
Jumat, 17-11-2017
|
50
|
1,5
|
Sabtu, 18-11-2017
|
0
|
0
|
Minggu, 19-11-2017
|
0
|
0
|
Senin, 20-11-2017
|
0
|
0
|
Selasa, 21-11-2017
|
0
|
0
|
Rabu, 22-11-2017
|
950
|
30
|
Kamis, 23-11-2017
|
0
|
0
|
B.
Rumus
Perhitungan Tinggi Curah Hujan
Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur tinggi curah hujan
adalah sebagai berikut :
2t
Ket
:
V
= volume air
= 3,14
jari – jari penampang
tinggi
air dipermukaan (tinggi curah hujan)
Untuk
mengukur tinggi curah hujan kita dapat substitusikan persamaan diatas menjadi
persamaan berikut :
Dengan
keterangan yang sama.
C.
Pembahasan
1. Kamis , 16 Nopember 2017
Volume air = 0
Yang berarti tidak terjadi hujan
2. Jumat,
17 Nopember 2017
Volume
air = 50
Maka,
tinggi curah hujan :
t= 50/3,14(10)2
t = 50/314
t = 0,15 cm
t = 1,5 mm
Karena hasilnya < 1, maka dianggap TTU
(tidak terukur)
3. Sabtu,
18 Nopember 2017
Volume
air = 0
Yang
berarti tidak terjadi hujan
4. Minggu,
19 Nopember 2017
Volume
air = 0
Yang
berarti tidak terjadi hujan
5. Senin,
20 Nopember 2017
Volume
air = 0
Yang
berarti tidak terjadi hujan
6. Selasa,
22 Nopember 2017
Volume
air = 0
Yang
berarti tidak terjadi hujan
7. Rabu,
23 Nopember 2017
Volume
air = 750 ml
Maka,
tinggi curah hujan :
t= 950/3,14(10)2
t = 950/314
t = 3,0 cm
t = 30 mm
8. Kamis,
24 Nopember 2017
Volume
air = 0
Yang
berarti tidak terjadi hujan
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1. Curah
hujan tertinggi didapat pada hari Rabu, 23 Nopember 2017 setinggi 30 mm
2. Tidak
terjadi hujan selama 6 hari
3. Total
volume hujan yan terjadi selama seminggu sebanyak 800 ml
4. Total
Curah hujan mingguan setinggi 13 mm
Daftar Pustaka
Sabaruddin,
Laode (2014) . Agroklimatologi. Alfabeta
: Bandung
Manik,
Tumiar Katarina. (2014) Klimatologi Dasar
, Graha Ilmu : Yogyakarta
Sosrodarsono,
Suyono (1993). Hidrologi Untuk Pengairan.
Pradnya Paramitha : Jakarta
Demikian postingan saya kali ini.
semoga bermanfaat buat teman - teman sekalian.
Terima Kasih
Thank You
Bujur
Mauliate ⇇☺.
Hai boleh bagi gambar mengenai rumus yang dipakai, karena saya tertarik dengan penelitian yang anda buat. Terima Kasih
BalasHapus