Langsung ke konten utama

Mengukur Curah Hujan dengan alat Sederhana

Hai guyss !!!

Dalam postingan saya kali ini, saya akan membahas mengenai cara mengukur curah hujan dengan sederhana.

Cara ini tentu saja bermanfaat. Mengingat betapa pentingya data curah hujan dalam dunia pertanian, pembuatan irigasi dan lain - lain.
Saya pernah mencoba meminta data curah hujan dari stasiun BMKG terdekat dan ternyata perdata nya dihargai senilai (blabla) rupiah.
Nah, jadi saya harap dengan postingan laporan saya ini dapat membantu teman - teman sekalian untuk membuat data curah hujan sendiri. tanpa harus menghabiskan sejumlah rupiah.

BAB I
PENDAHULUAN
           
A.    Latar Belakang
Hujan memainkan peranan penting dalam siklus hidrologi. Lembaban dari laut menguap, berubahmenjadi awan, terkumpul menjadi awan mendung, lalu turun kembali ke bumi, dan akhirnya kembali ke lautmelalui sungai dan anak sungai untuk mengulangi daur ulang itu semula. Intensitas curah hujan adalah jumlahcurah hujan yang dinyatakan dalam tinggi hujan atau volume hujan tiap satuan waktu, yang terjadi pada satukurun waktu air hujan terkonsentrasi. Besarnya intensitas curah hujan berbeda-beda tergantung dari lamanyacurah hujan dan frekuensi kejadiannya.Intensitas curah hujan yang tinggi pada umumnya berlangsung dengan durasi pendek dan meliputidaerah yang tidak luas. Hujan yang meliputi daerah luas, jarang sekali dengan intensitas tinggi, tetapi dapat berlangsung dengan durasi cukup panjang. Kombinasi dari intensitas hujan yang tinggi dengan durasi panjang jarang terjadi, tetapi apabila terjadi berarti sejumlah besar volume air bagaikan ditumpahkan dari langit.
Saya telah melakukan mini riset untuk meneliti dan mempraktikkan bagaimana cara mengukur tinggi curah hujan secara manual di Jl. Turi Ujung Gg. Pribadi No.2 Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai.





B.      Rumusan  Masalah
1.      Apa itu curah hujan  ?
2.      Bagaimana cara mengukur curah hujan  ?
3.      Apa manfaat mengetahui curah hujan ?

C.    Tujuan
1.      Memahami curah hujan
2.      Memahami cara mengukur curah hujan
3.      Memahami  manfaat mengetahui curah hujan

D.    Manfaat
1.      Mengetahui curah hujan
2.      Mengetahui cara mengukur curah hujan
3.      Mengetahui  manfaat mengetahui curah hujan








BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.     Pengertian Hujan
           Hujan adalah sebuah presipitasi berwujud cairan, berbeda dengan presipitasi non-cair seperti saljubatu es dan slit. Hujan memerlukan keberadaan lapisan atmosfer tebal agar dapat menemui suhu di atas titik leleh es di dekat dan di atas permukaan Bumi. Di Bumi, hujan adalah proses kondensasi uap air di atmosfer menjadi butir air yang cukup berat untuk jatuh dan biasanya tiba di daratan. Dua proses yang mungkin terjadi bersamaan dapat mendorong udara semakin jenuh menjelang hujan, yaitu pendinginan udara atau penambahan uap air ke udara. Virga adalah presipitasi yang jatuh ke Bumi namun menguap sebelum mencapai daratan; inilah satu cara penjenuhan udara. Presipitasi terbentuk melalui tabrakan antara butir air atau kristal es dengan awan. Butir hujan memiliki ukuran yang beragam mulai dari pepat, mirip panekuk (butir besar), hingga bola kecil (butir kecil).
Kelembapan yang bergerak di sepanjang zona perbedaan suhu dan kelembapan tiga dimensi yang disebut front cuaca adalah metode utama dalam pembuatan hujan. Jika pada saat itu ada kelembapan dan gerakan ke atas yang cukup, hujan akan jatuh dari awan konvektif (awan dengan gerakan kuat ke atas) seperti kumulonimbus (badai petir) yang dapat terkumpul menjadi ikatan hujan sempit. Di kawasan pegunungan, hujan deras bisa terjadi jika aliran atas lembah meningkat di sisi atas anginpermukaan pada ketinggian yang memaksa udara lembap mengembun dan jatuh sebagai hujan di sepanjang sisi pegunungan. Di sisi bawah angin pegunungan, iklim gurun dapat terjadi karena udara kering yang diakibatkan aliran bawah lembah yang mengakibatkan pemanasan dan pengeringan massa udara. Pergerakan truf monsun, atau zona konvergensi intertropis, membawa musim hujan ke iklim sabana. Hujan adalah sumber utama air tawar di sebagian besar daerah di dunia, menyediakan kondisi cocok untuk keragaman ekosistem, juga air untuk pembangkit listrik hidroelektrik dan irigasi ladang. Curah hujan dihitung menggunakan pengukur hujan. Jumlah curah hujan dihitung secara aktif oleh radar cuaca dan secara pasif oleh satelit cuaca.
Dampak pulau panas perkotaan mendorong peningkatan curah hujan dalam jumlah dan intensitasnya di bawah angin perkotaan. Pemanasan global juga mengakibatkan perubahan pola hujan di seluruh dunia, termasuk suasana hujan di timur Amerika Utara dan suasana kering di wilayah tropis. Hujan adalah komponen utama dalam siklus air dan penyedia utama air tawar di planet ini. Curah hujan rata-rata tahunan global adalah 990 milimeter (39 in). Sistem pengelompokan iklim seperti sistem pengelompokan iklim Köppen menggunakan curah hujan rata-rata tahunan untuk membantu membedakan kawasan-kawasan iklim. Antartika adalah benua terkering di Bumi. Di daerah lain, hujan juga pernah turun dengan kandungan metanabesineon, dan asam sulfur.

B.Pengertian  Curah Hujan
            Pengertian curah hujan merupakan ketinggian air hujan yang terkumpul dalam tempat yang datar, tidakmenguap, tidak meresap, dan tidak mengalir. Curah hujan 1 (satu) milimeter artinya dalam luasan satu meter persegi pada tempat yang datar tertampung air setinggi satu milimeter atau tertampung air sebanyak satu liter.Intensitas hujan adalah banyaknya curah hujan persatuan jangka waktu tertentu. Apabila dikatakan intensitasnya besar berarti hujan lebat dan kondisi ini sangat berbahaya karena berdampak dapat menimbulkan banjir, longsordan efek negative        terhadap          tanaman.
           
Hujan memainkan peranan penting dalam siklus hidrologi. Lembaban dari laut menguap, berubahmenjadi awan, terkumpul menjadi awan mendung, lalu turun kembali ke bumi, dan akhirnya kembali ke lautmelalui sungai dan anak sungai untuk mengulangi daur ulang itu semula. Intensitas curah hujan adalah jumlahcurah hujan yang dinyatakan dalam tinggi hujan atau volume hujan tiap satuan waktu, yang terjadi pada satukurun waktu air hujan terkonsentrasi. Besarnya intensitas curah hujan berbeda-beda tergantung dari lamanyacurah hujan dan frekuensi kejadiannya.Intensitas curah hujan yang tinggi pada umumnya berlangsung dengan durasi pendek dan meliputidaerah yang tidak luas. Hujan yang meliputi daerah luas, jarang sekali dengan intensitas tinggi, tetapi dapat berlangsung dengan durasi cukup panjang. Kombinasi dari intensitas hujan yang tinggi dengan durasi panjang jarang terjadi, tetapi apabila terjadi berarti sejumlah besar volume air bagaikan ditumpahkan dari langit. Adapun jenis-jenis hujan berdasarkan besarnya curah hujan (definisi BMKG), diantaranya yaitu hujan kecil antara 0 – 21mm per hari, hujan sedang antara 21 –  50 mm per hari dan hujan besar atau lebat di atas 50 mm per hari.
            Banyak sedikitnya curah hujan bergantung pada beberapa faktor sebagai berikut :
1. Kelembapan Udara
2. Topografi
3. Arah dan kecepatan angin
4. Temperatur udara
5. Arah lereng medan
C. Jenis – Jenis Alat Ukur Curah Hujan
Alat untuk mengukur jumlah curah hujan yang turun ke permukaan tanah (per satuan luas) disebut dengan penakar hujan. Jadi, curah hujan yang diukur sebenarnya adalah tebalnya atau tingginya permukaan air hujan yang menutupi suatu daerah luasan di permukaan bumi . Sebagai contoh: Di satu lokasi pengamatan curah hujannya 10 mm, itu berarti lokasi tergenang oleh air hujan setinggi atau tebalnya sekitar 10 mm (millimeter).
Berdasarkan mekanismenya, alat pengukur curah hujan dibagi menjadi dua golongan yaitu penakar hujan tipe manual dan penakar hujan tipe otomatis (perekam).
1.      Penakar Hujan Tipe Manual
Alat penakar hujan manual pada dasarnya hanya berupa container atau ember yang telah diketahui diameternya. Pengukuran hujan dengan menggunakan alat ukur manual dilakukan dengan cara air hujan yang tertampung dalam tempat penampungan air hujan tersebut diukur volumenya setiap interval waktu tertentu atau setiap satu kejadian hujan. Dengan cara tersebut hanya diperoleh data curah hujan selama periode tertentu. Alat penakar hujan manual ada dua jenis, yaitu:
Penakar hujan ombrometer biasa
ombrometer biasa
2.      Penakar Hujan Ombrometer Biasa
Penakar hujan ini tidak dapat mencatat sendiri (non recording),bentuknya sederhana terbuat dari seng plat tingginya sekitar 60cm di cat alumunium, ada juga yang terbuat dari pipa paralon tingginya 100 cm.
Prinsip kerja Ombrometer menggunakan prinsip pembagian antara volume air hujan yang ditampung dibagi luas mulut penakar. Ombrometer biasa diletakan pada ketinggian 120-150 cm. Kemudian luas mulut penakar dihitung, volume air hujan yang tertampung juga dihitung. Cara pengamatan:
·         Pengamatan dilakukan setiap hari pada pukul 07.00 waktu setempat atau pada jam-jam tertentu
·         Letakan gelas penakar di bawak kran dan kran dibuka agar airnya tertampung ke dalam gelas ukur
·         Jika curah hujan melebihi 25mm sebelum mencapai skala 25mm kran dapat ditutup dahulu dan dilakukan pencatatan. Lalu dilanjutkan sampai air dalam baik habis dan dicatat
·         Pembacaan curah hujan pada gelas penakar dilakukan tepat pada dasar menikusnya
·         Bila dasar menikus tidak tepat pada garis skala, diambil garis skala yang terdekat dengan menikusnya
·         Bila dasar menikus tepat pada pertengahan antara dua garis skala, diambil atau dibaca ke angka ganjil, misal 17,5mm menjadi 17mm, 24,5 mm menjadi 25 mm.

Penakar hujan ombrometer observatorium
omb. observatorium
3.      Penakar Hujan Ombrometer Observatorium
Penakar hujan tipe observatorium adalah penakar hujan manual yang menggunakan gelas ukur untuk mengukur air hujan. Penakar hujan ini merupakan penakar hujan yang banyak digunakan di Indonesia dan merupakan standar di Indonesia. Penakar ombrometer observatorium memiliki kelebihan, yaitu mudah dipasang, mudah dioprasikan, dan pemeliharaanya juga relatif mudah.
Kekurangannya adalah data yang didapat hanya untuk jumlah curah hujan selama periode 24 jam, beresiko kekurasakan gelas ukur, dan resiko kesalahan pembacaan dapat terjadi saat membaca permukaan dari tinggi air di gelas ukur sehingga hasilnya dapat berbeda. Prinsip kerja alat ini adalah:
·         Saat terjadi hujan , air masuk ke dalam corong penakar.
·         Air yang masuk ke dalam penakar dialirkan dan terkumpul di dalam tabung penampung.
·         Pada jam-jam pengamatan air hujan yang tertampung diukur dengan menggunakan gelas ukur.
·         Apabila jumlah curah hujan yang tertampung melebihi kapasitas gelas ukur, maka pengukuran dilakukan beberapa kali hingga air hujan yang tertampung dapat terukur semua.
4.      Penakar Hujan Tipe Otomatis
Alat ukur hujan otomatis adalah alat penakar hujan yang mekanisme pencatatan hujannya bersifat otomatis (perekam). Dengan menggunakan alat ini dapat mengukur curah hujan tinggi maupun rendah  selang periode waktu tertentu juga dapat dicatat lamanya waktu hujan. Dengan demikian besarnya intensitas curah hujan dapat ditentukan.
Pada dasarnya alat hujan otomatis ini sama dengan alat pengukur manual yang terdiri dari tiga komponen yaitu corong, bejana pengumpul dan alat ukur. Perbedaanya terletak pada komponen bejana dan alat ukurnya dibuat secara khusus. Alat Penakar hujan otomatis diantaranya:
Penakar hujan tipe hellman
hellman
5.      Penakar Hujan Tipe Hellman
Padaumumnya penakar hujan tipe Hellman yang dipakai oelh BMKG yaitu Rain Fues yang diimpor dari Jerman, walaupun ada penakar tipe ini yang buatan dalam negeri.
Cara kerja penakar hujan tipe ini yaitu:
·         Jika hujan turun, air hujan masuk memalui corong, kemudian terkumpul dalam tabung tempat pelampung
·         Air hujan ini menyebabkan pelampung serta tangkainya terangkat atau naik ke atas
·         Pada tangkai pelampung terdapat tongkat pena yang gerakannya selalu mengikuti tangkai pelampung
·         Gerakan pena dicatat pada pias
·         Jika air di tabung hampir penuh, pena akan mencapai tempat teratas pada pias
·         Setelah air mencapai lengkungan selang gelas, maka berdasarkan sistem siphon otomatis air dalam tabung akan keluar sampai ketinggian ujung selang dan tabung.
·         Bersamaan dengan keluarnya air tangki pelampung dan pena turun dan menggoreskan garis vertikal
·         Jika hujan masih turun, maka pelampung akan naik kembali
·         Curah hujan dihitung dengan menghitung garis-garis vertikal
https://storage.googleapis.com/ilmugeografi/2016/06/4-150x150.png
bendix
6.      Penakar Hujan Tipe Bendix
Penakar hujan otomatis yang lainnya yaitu tipe bendix yang sekilas terlihat seperti tiang bendera namun ini merupakan salah satu penakar hujan otomatis yang cara kerjanya cukup simple.
Cara kerja penakar hujan tipe bendix ini adalah:
·         Penakar hujan tipe bekerja dengan cara menimbang air hujan
·         Air hujan ditampung dalam timbangan yang sudah disediakan.
·         Melalui cara mekanis hasil dari timbangan ini ditransfer melalui  jarum petunjuk berpena.
·         Maka akan diketahui curah hujan melalui penimbangan air yang ditransferkan dari jarum petunjuk ke dalam kertas pias
Penakar hujan tipe tilling siphon
tilting siphon
7.      Penakar Hujan Tipe Tilting Siphon
Ada pula penakar hujan otomatis tipe tilting siphon. Alar ini mengukur curah hujan dari intensitas hujan secara kontinyu. Cara kerja dari penakar hujan tipe ini adalah:
Prinsip kerja alat tipe siphon ini yaitu
·         air hujan ditampung di dalam tabung penampung
·         Bila penampung penuh maka tabung menjadi miring
·         Siphon mulai bekerja mengeluarkan air dalam tabung ketika penampun dalam keadaan penuh
·         Setiap pergerakan air dalam tabung tercatat pada pias sama seperti alat penakar hujan otomatis lainnya
·         Maka dapat diketahui curah hujan yang terkumpul dari pergerakan airnya
·         Biasanya waktu pengukurannya dilakukan selama 24 jam dan akan di cek setiap harinya dalam waktu yang tidak sama
Penakar Hujan Tipe Tiping Bucket
tipping bucket
8.      Penakar Hujan Tipping Bucket
Pengukuran yang dilakukan dengan tipping bucket cocok untuk akumulasi hujan yang berjumlah di atas 200 mm/jam atau lebih. Prinsip kerjanya sederhana, yaitu:
·         Air hujan akan masuk melalui corong penakar, dan kemudian mengalir untuk mengisi bucket.
·         Setiap jumlah air hujan yang masuk sebanyak 0.5 mm atau sejumlah 20 ml maka bucket akan berjungkit dimana bucket yang satunya akan dan siap untuk menerima air hujan yang masuk berikutnya.
·         Pada saat bucket berjungkit inilah pena akan menggores pias 0.5 skala (0.5 mm).
·         Pena akan menggores pias dengan gerakan naik dan turun.
·         Dari goresan pena pada skala pias dapat diketahui jumlah curah hujannya.



Penakar hujan tipe floating bucket
floating bucket
9.      Penakar Hujan Tipe Floating Bucket
Penakar hujan otomatis lainnya adalah penakar hujan tipe floating bucket. Penakar hujan tipe ini digunakan untuk memfasilitasi perekaman hujan jarak jauh.
Prinsip mekanisme kerja alat penakar hujan otomatis floating bucket adalah:
·         Corong menerima air hujan, yang dikumpulkan dalam wadah persegi panjang.
·         Dengan memanfaatkan gerakan naik pelampung yang ada dalam bejana akibat tertampungnya hujan.
·         Pelampung ini berhubungan dengan sistem pena perekam di atas kertas berskala yang menghasilkan rekaman data hujan.
·         Alat ini dilengkapi dengan sistem pengurasan otomatis
·         Pada saat air hujan yang tertampung mencapai kapasitas penerimaanya akan dikeluarkan dari bejana dan pena akan kembali pada posisi dasar kertas rekaman data hujan.
Penakar Hujan Tipe Weighing Bucket
weighing bucket
10.  Penakar Hujan Tipe Weighing Bucket
Jenis alat penakar hujan ini terdiri dari corong penangkap air hujan yang ditempatkan dia atas ember penampung air yang terletak di atas timbangan yang dilengkapi dengan alat pencatat otomatis.
Cara kerja alat ini adalah:
·         Alat pencatat otomatis pada timbangan dihubungkan ke permukaan kertas grafik yang tergulung pada sebuah kaleng silinder.
·         Dengan demikian setiap terjadi hujan, air hujan tertampung oleh corong akan dialirkan ke dalam ember yang terletak di atas timbangan.
·         Setiap ada penambahan air hujan ke dalam ember dapat tercatat pada kertas grafik.
·         Setiap periode waktu tertentu gulungan kertas dilepaskan untuk dianalisis.
Penakar Hujan Tipe Orptical
optical
Penakar Hujan Tipe Optical
Penakar hujan tipe optical memiliki sensor untuk menangkap curah hujan sehigga disebut juga sebagai optical sensor. Penakar hujan ini bekerja dengan sensor lokal karena baru terekam ketika hujan mengenai sensor yang terpasang. Cara kerja dari penakar hujan tipe optical adalah:
·         Penakar hujan tipe ini memiliki beberapa saluran.
·         Di setiap saluran terdapat diode laser dan photoresistor detector untuk mendeteksi
·          gambar yang terekam oleh sensor.
·         Saat air telah terkumpul untuk membuat single drop lalu jatuh ke batang laser.
·         Sensor diatur di angle yang tepat sehingga laser bisa langsung mendeteksi seperti lampu flash.
·         Flash dari photodeterctor ini bisa dibaca dan dikirim ke recorder.
D.   Manfaat Data Curah Hujan
            Data curah hujan tidak lebih dari sebuah catatan tentang jumlah curah hujan harian pada lokasi atau luasan wilayah tertentu, kebanyakan data itu diperoleh secara manual dengan mengukur jumlah air hujan yang tertampung pada alat penakar curah hujan pada hari tersebut. Data tersebut kemudian dikumpulkan setiap hari dan dilaporkan secara berkala kepada institusi yang mengurusi iklim dan cuaca yaitu Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) untuk kemudian di analisis dan dijadikan referensi untuk informasi iklim dan cuaca.
 Tidak banyak orang yang mencari atau membutuhkannya, hanya kalangan tertentu saja yang sesekali membutuhkan data ini, biasanya kalangan mahasiswa yang sedang melakukan penelitian, pengelola proyek-proyek pembangunan infrastruktur, lembaga penelitian dan pengembangan dan beberapa kelompok peduli lingkungan. Sementara para petani yang dalam menjalankan usaha tani mereka sebenarnya sangat membutuhkan data ini, sepertinya masih belum memanfaatkan data ini sebagai bagian dari proses usaha tani mereka, demikian juga institusi penanggulangan bencana yang sebenarnya sangat terkait dengan kondisi iklim dan cuaca juga belum sepenuhnya memanfaatkan data ini, hanya dalam kondisi tertentu saja mereka baru mecari reference data ini.
Curah hujan merupakan salah satu komponen utama dalam penentuan iklim dan cuaca, kondisi iklim di negara kita yang hanya mengenal dua musim ini, sangat dipengaruhi oleh tinggi rendahnya curah hujan.  Kondisi iklim dan cuaca juga erat kaitannya dengan usaha pertanian secara umum, beberapa komoditi pertanian seperti padi, hortikultura khususnya jenis sayur-sayuran, dalam proses usaha taninya sangat dipengaruhi oleh kondisi iklim dan cuaca, khususnya kondisi curah hujan. Pada daerah persawahan yang belum memiliki jaringan irigasi, penanaman padi sangat bergantung dengan curah hujan di wilayah tersebut, karena kebutuhan air pada lahan persawahan tersebut hanya mengandalkan air hujan (tadah hujan), begitu juga pada usaha tani sayur-sayuran, kebanyakan dari jenis komoditi ini sangat rentan terhadap curah hujan yang tinggi, misalnya saja tanaman tomat (solanum lycopersicum), akan lebih mudah terserang bakteri pseudomonas yang menyebabkan pembusukan batang pada saat curah hujan tinggi, demikian juga pada tanaman sayuran lainnya seperti kentang (solanum tuberosum),  cabe (capsicum annum, capsicum frustecent), terong (solanum melongena), bawang merah (allium cepa), kol/kubis (brassica oleracea) dan lain lainnya juga sangat rentan terhadap curah hujan tinggi, baik pada saat penanaman, pemeliharaan, produksi maupun pada saat panen dan pasca panen. Curah hujan yang tinggi akan mempengaruhi peningkatan kelembaban udara, dan kelembaban udara akan mempengaruhi perkembangan bakteri dan mikroba yang dapat mempercepat proses pembusukan pada beberapa komodirti sayur-sayuran. Jika jadwal penanaman komoditi-komoditi itu tidak memperhatikan kondisi dan sifat curah hujan, bisa berakibat kegagalan yang pada akhirnya akan merugikan para petani.
Demikian juga dengan mitigasi bencana khususnya banjir dan longsor, juga erat kaitannya dengan kondisi dan curah hujan dan dampak curah hujan bukan hanya pada wilayah penacatan saja tapi bisa saja berdampak pada daerah lain, misalnya curah hujan yang tinggi di daerah pegunungan, dapat berdampak banjir dan longsor pada dataran rendah dibawahnya. Pembangunan infra struktur, sedikit banyak juga dipengaruhi oleh kondisi curah hujan, peangunan infra struktur seperti jalan dan jembatan yang dikerjakan pada saat curah hujan tinggi kemungkinan tidak akan terlaksana dengan optimal, dan mungkin saja bisa berakibat molornya waktu penyelesaian pekerjaan





BAB III
METODE PENELITIAN

A.    Tempat Penelitian             : Jl. Turi Ujung Gg. Pribadi No. 2
 Kelurahan Binjai, Kecamatan MEDAN DENAI
B.     Waktu Penelitian               : Kamis, 16 Nopember – Kamis, 23 Nopember 2017
C.     Metode Penelitian             : Observasi dan Analisis Perhitungan
 ( Observasi 06.00 – 06.00/ 24 jam )
D.    Instrumen Penelitian         : 

Ø  Lembar Pengamatan (Observasi)
Ø  Dokumentasi
E.     Teknik Analisis Data         : Rumus  
F.      Prosedur Kerja
1.      Alat pengukur curah hujan manual ini sangat sederhana yaitu menggunakan wadah yang memiliki ukuran volume pada wadahnya
2.      Meletakkan wadah tersebut diluar ruangan yang akan menampung air hujan
3.      Meletakkan wadah tersebut dengan sudut 15° terhadap dinding, pagar, atau pohon yang berada disekitarnya jadi benar benar harus di ruangan terbuka
4.      Jangan menggunakan wadah yang terlalu rendah untuk menghindari percikan air kedalam
5.      Jangan lupa untuk mengukur diameter wadah tersebut
6.      Meletakkan wadah tersebut mulai dari pukul 06.00 pagi hingga pukul 06.00 pagi keeseokan harinya
7.      Mengecek volume air untuk mengukur tingginya menggunakan rumus yang telah ditetapkan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    Hasil
Hari / Tanggal
Volume Air Hujan  (mL)
Tinggi Curah Hujan (mm)
Kamis, 16-11-2017
0
0
Jumat, 17-11-2017
50
                                       1,5
Sabtu, 18-11-2017
0
0
Minggu, 19-11-2017
0
0
Senin, 20-11-2017
0
0
Selasa, 21-11-2017
0
0
Rabu, 22-11-2017
950
30
Kamis, 23-11-2017
0
0

B.     Rumus Perhitungan Tinggi Curah Hujan
Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur tinggi curah hujan adalah sebagai berikut :
2t
Ket :
V = volume air
 = 3,14
 jari – jari penampang
tinggi air dipermukaan (tinggi curah hujan)
Untuk mengukur tinggi curah hujan kita dapat substitusikan persamaan diatas menjadi persamaan berikut :
Dengan keterangan yang sama.

C.    Pembahasan
1.       Kamis , 16 Nopember 2017
Volume air = 0
Yang berarti tidak terjadi hujan
2.      Jumat, 17 Nopember 2017
Volume air = 50
Maka, tinggi curah hujan :
 
      t= 50/3,14(10)2
      t = 50/314
      t = 0,15 cm
      t = 1,5 mm
 Karena hasilnya < 1, maka dianggap TTU (tidak terukur)
3.      Sabtu, 18 Nopember 2017
Volume air = 0
Yang berarti tidak terjadi hujan

4.      Minggu, 19 Nopember 2017
Volume air = 0
Yang berarti tidak terjadi hujan

5.      Senin, 20 Nopember 2017
Volume air = 0
Yang berarti tidak terjadi hujan

6.      Selasa, 22 Nopember 2017
Volume air = 0
Yang berarti tidak terjadi hujan
7.      Rabu, 23 Nopember 2017
Volume air = 750 ml
Maka, tinggi curah hujan :
 
      t= 950/3,14(10)2
      t = 950/314
      t = 3,0 cm
      t =  30  mm

8.      Kamis, 24 Nopember 2017
Volume air = 0
Yang berarti tidak terjadi hujan






BAB V
PENUTUP

A.    Kesimpulan
1.      Curah hujan tertinggi didapat pada hari Rabu, 23 Nopember 2017 setinggi 30 mm
2.      Tidak terjadi hujan selama 6 hari
3.      Total volume hujan yan terjadi selama seminggu sebanyak 800 ml
4.      Total Curah hujan mingguan setinggi 13 mm








Daftar Pustaka
Sabaruddin, Laode (2014) . Agroklimatologi. Alfabeta : Bandung
Manik, Tumiar Katarina. (2014) Klimatologi Dasar  , Graha Ilmu : Yogyakarta

Sosrodarsono, Suyono (1993). Hidrologi Untuk Pengairan. Pradnya Paramitha : Jakarta 

Demikian postingan saya kali ini. 
semoga bermanfaat buat teman - teman sekalian. 
Terima Kasih 
Thank You 
Bujur 
Mauliate ⇇☺.

Komentar

  1. Hai boleh bagi gambar mengenai rumus yang dipakai, karena saya tertarik dengan penelitian yang anda buat. Terima Kasih

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Data Curah Hujan Beberapa Jenis Tanaman

Data Curah Hujan Beberapa Jenis Tanaman A.     Kentang Tanaman kentang memerlukan banyak air, terutama pada stadia berbunga, tetapi tidak menghendaki hujan lebat yang berlangsung terus-menerus. Curah huajn yang baik untuk pertumbuhan tanaman kentang ialah 2.000-3000 mm/tahun. Hujan lebat yang berkepanjangan menghambat pancaran sinar matahari, memperlemah energi surya, hingga fotosintesis tidak berlangsung optimal. Hal ini menyebabkan umbi yang terbentuk kecil dan produksinya rendah (Sunarjono, 2007). Saat kritis bagi tanaman kentang adalah saat ketika dibutuhkan lebih banyak air, yaitu pada permulaan pembentukan umbi dan pembentukan stolon. Oleh karena itu, untuk mencapai hasil yang tinggi, pada saat itu kadar air tanah pada kedalaman 15 cm dari permukaan tanah tidak boleh kurang dari 56% kapasitas lapang (Nonnecke, 1989). Hal itu didukung oleh Gandar dan Tanner (1976) yang menyatakan bahwa perpanjangan dan bentangan daun menurun jika potensial air daun menurun...
“ PENTINGNYA PENDIDIKAN BAGI ANAK-ANAK DI PINGGIRAN SUNGAI DELI “ Pembelajaran untuk peserta didik agar secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatann spiritual atau keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Sehingga pendidikan adalah hal yang sangat penting bagi peserta didik terutama bagi zaman millennial saat ini. Di era sekarang ini, hendaknya pendidikan di Indonesia dapat diterapkan secara merata diseluruh lapisan masyarakat. Faktanya yang dapat dilihat dilapangan  banyak anak-anak yang sudah mendapatkan jenjang pendidikan sekolah dasar (SD) bahkan sekolah menengah pertama (SMP), namun cukup banyak juga yang belum memahami dasar-dasar pendidikan tersebut. Salah satu contohnya dapat kita lihat pada anak-anak di Kampung Badur. (Suasana belajar di Kopasude) Salah satunya dikampung badur yang berada tinggal di pinggiran sungai Deli. Banyak ditemui anak-anak yang...